Hubungi Kami 0813 9200 7100 info@bmgtraining.co.id
Training Needs Analysis untuk Pengembangan Kompetensi merupakan suatu proses identifiasi dan analisis tentang kebutuhan pelatihan atau program pengembangan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam sebuah organisasi atau perusahaan dengan tujuan akhir adalah peningkatan performa SDM. Training needs analysis yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti analisa keperluan training ialah merupakan sebuah proses analitis kebutuhan program training atau peningkatan kemampuan SDM dalam suatu organisasi.
Dapat dikatakan, Training needs analysis atau TNA jadi hal dasar yang perlu dilaksanakan perusahaan saat sebelum melangsungkan semua program yang terkait dengan peningkatan perusahaan. Karena, bila tidak ada TNA, maka program yang hendak dilaksanakan tidak berjalan secara optimal. TNA harus dipersiapkan saat sebelum program berjalan, karena merupakan fondasi pelatihan dan pengembangan perusahaan. Apabila tidak, maka menambah resiko materi yang keliru dan efektifitas program yang rendah. Hal itu pasti mengakibatkan perusahaan merugi.
Pokok dari tiap-tiap program pelatihan yang efisien ialah mengenali secara benar apa atau siapakah yang perlu dilatih. Pelatihan Needs Analysis (TNA) yang sudah dilakukan dengan buruk bisa mengakibatkan pelatihan dengan kapabilitas yang salah; Orang yang salah; dan sistem evaluasi yang keliru. Apa yang terjadi dalam pelatihan bukanlah salah satu poin penting, tetapi penting untuk focus pada sesuatu yang terjadi sebelum dan setelah pelatihan. Training Needs Analysis sebagai cara awal yang penting dalam perancangan instruksional. Ini menolong Anda mengenali keperluan pelatihan dan tipe pelatihan apa yang diperlukan. Training Needs Analysis membantu Anda memperoleh langkah yang paling efisien untuk penuhi syarat pelatihan.
Training terkait : Training Standar Analisis Farmasi
Hasil atau laporan Training Needs Analysis harus memberikan fungsi program dan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu, ada pertanyaan yang wajib dijawab melalui laporan TNA ini. Berikut rincian pertanyaan tersebut.
Proses Training Needs Analysis dilaksanakan saat perusahaan merencanakan untuk melangsungkan sebuah program pelatihan. Umumnya ada banyak hal yang menyebabkan diselenggarakannya TNA, misalnya sebagai berikut:
Baca juga : JADWAL TRAINING
Untuk tingkatkan performa pegawai dan meningkatkan perusahaan, ada banyak tipe Training Needs Analysis yang bisa disesuaikan dengan tingkatannya, antara lain :
Analitis pribadi mengutamakan pada beberapa orang di perusahaan yang memerlukan pengembangan. Data dapat diambil dari ketimpangan di antara kapabilitas pegawai dengan standard performa perusahaan atau ada penurunan daya produksi. Disamping itu bisa juga melalui pengamatan, interviu dengan pemegang kedudukan, dan interviu dengan pakar, interview individu, kritikan, quesioner, dan lain-lain.
Materi training bisa berisi info baru yang terkait dengan sektor pribadi itu atau juga bisa motivasi. Dengan demikian, harapannya pegawai bisa bekerja dengan lebih baik. Mengikutsertakan pegawai pada proses TNA bermanfaat untuk mengenali kapabilitas apa yang telah dipunyai pegawai dan apa yang diperlukan untuk menaikkan kapabilitas tersebut.
Jarak atau kesenjangan yang diterima inilah yang menjadi rekomendasi atau dasar dalam memutuskan kebutuhan training yang perlu dipersiapkan hingga hasilnya optimal. Ini terkait dengan pendekatan analitis kompetensi kerja. Analisis keperluan kompetensi semestinya didasari pada masing-masing kedudukan karena tiap status memerlukan kompetensinya sendiri.
Task analysis atau kadang dimaksud job analysis memandang pada kriteria sebuah pekerjaan dapat dikerjakan. Analitis pekerjaan dilaksanakan untuk mengenali apa yang perlu ditangani atau kemampuan apa yang diperlukan saat lakukan beberapa tugas tertentu.
Dengan demikian, pihak management bisa menyelaraskan training atau pengembangan tepat. Karena suatu pekerjaan harus dikuasai oleh satu divisi atau bagian, karena itu standard kurikulum yang dibentuk harus focus pada pekerjaan, tidak merujuk pada seseorang saja.
Pokok dari analitis organisasi yakni memastikan proses training yang lengkap, seperti target, gagasan, arah, dan misi serta visi organisasi. Disini karena itu strategi usaha sebuah perusahaan dapat gampang untuk ditetapkan. Dalam menjalankan kiat itu, perusahaan memerlukan pegawai yang profesional.
Saat membuat program pengembangan perusahaan, hal pertama kali yang harus ditetapkan ialah tujuannya. Tujuan itu harus mengutamakan pada sasaran perusahaan dan menimbang persoalan apa yang terjadi hingga ingin diperbarui.
Dengan begitu, lebih jelas apa yang diharap dari sebuah program training atau pengembangan. Tahapan pertama ini terkait dengan analitis organisasi untuk melihat dinamika usaha.
Sedapat mungkin, buat tujuan secara kuantitatif. Contohnya yakni menurunkan tingkat turnover pegawai sampai 20% atau sejenisnya.
Tidak seluruhnya permasalahan di perusahaan berakar dari sumber daya manusianya. Bisa jadi dari kualitas produk atau minimnya perlengkapan yang ideal. Ke-2 contoh itu tidak dapat diselesaikan dengan training.
Di sini fungsi Training Needs Analysis yaitu membuat laporan yang sesuai kondisi dan referensi pemecahan.
Tahapan ke-3 dilaksanakan dengan menyatukan dan menganalisa data tentang KSA (knowledge, skill, dan attitude) calon peserta training atau divisinya. Misalkan, team media mempunyai kekuatan digital competencies dan team sales mempunyai kekuatan persuasive communication.
Di tahapan ke-4 ini, Anda harus menyatukan data dan kepribadian peserta, lalu menganalisanya. Data itu mencakup data diri, pengajaran, background, training yang sempat diikuti, status kerja, dan sebagainya. Semuanya diperlukan untuk memastikan model, proses, engagement, susunan bahasa, dan trainer saat pelatihan. Pastikan Anda memberitahukan pegawai tentang maksud diselenggarakannya training. Hal itu agar pekerja memahami proses training dan keuntungan yang hendak mereka terima.
Supaya proses TNA betul-betul pas target, perusahaan harus terbuka pada pegawainya untuk memberikan arah apa yang diinginkan dari training yang hendak dilaksanakan. Ini penting supaya tiap pegawai mengerti proses training yang mereka lalui dan keuntungan apa yang hendak mereka dapat. Dengan begitu, keterlibatan pegawai ini akan membuat mereka lebih menghargai akan tiap training yang diberi perusahaan. Keterkaitan pegawai ini membuat mereka akan menghargai training yang diadakan. Disamping itu, proses TNA akan sesuai sasaran.
Bila ke-4 analitis di atas telah dilaksanakan, perusahaan lebih mengetahui wacana baru apa yang diperlukan pegawai. Dengan demikian, sistem terbaik di proses aplikasi juga dapat dilaksanakan lebih simpel. Memperhatikan Biaya, Waktu, dan Tenaga yang Diperlukan dalam training yang mengikutsertakan pegawai tentu saja memerlukan biaya, waktu, dan tenaga lebih. Ini harus juga jadi perhatian supaya training tidak mengacaukan terlalu banyak akan proses produksi di perusahaan.
Analitis aplikasi atau penerapan program terbagi dalam penetapan lokasi, materi, dan trainer. Perkiraan ROI atau ongkos bisa juga dimasukkan ke tahapan ini. Nanti, perkiraan itu dapat dimasukkan dalam laporan. Bagaimana juga, training membuat waktu kerja jadi tidak aktif, biaya yang cukup banyak, kebutuhan panitia, dan penyiapan yang lain yang perlu dipertimbangkan.
Sesudah mengerti apa yang diinginkan dari training dan mengenali kompetensi apa yang diperlukan pegawai, berarti perusahaan dapat memastikan sistem apa yang terbaik untuk digunakan.
Ada banyak jenis sistem training yang diketahui yakni on the job training, mentoring dan coaching, ceramah, buku dan ebook, dan e-learning. Dalam menentukan sistem training terbaik diperlukan modul. Modul ini dapat dibentuk oleh perusahaan sendiri (building) atau membeli modul training dari pihak lain. Alternative terbaik dengan mengkombinasikan ke-2 nya di mana modul training dapat disusun oleh pihak ke-3 (konselor) dan menyertakan faktor pegawai dari perusahaan.
Ke-5 hal di atas jadi pedoman penting saat membuat Training Needs Analysis supaya training menjadi sebuah program yang berdampak positif, bukan menjadi program yang pragmatis.
Untuk itu, TNA semestinya di pandang sebagai aktivitas yang krusial dan terarah supaya memberi referensi yang bagus juga untuk penerapan training karyawan.
Sama seperti yang telah disinggung di awal, training dibentuk sesuai keperluan masing-masing organisasi atau perusahaan. Ini berarti saat membuat TNA harus juga ditentukan keberhasilan semacam apa yang diharapkan. Maksud dari tersedianya TNA yakni peningkatan performa pegawai serta organisasi.
Untuk memastikan hasil yang dikehendaki ini dapat disinkronkan dengan persoalan apa yang akan diselesaikan dan hal apa yang ingin diperbarui. Hal yang lain dapat juga diperhitungkan ialah tingkah laku atau personalitas apakah yang diinginkan dimiliki karyawan untuk mencapai misi perusahaan.
Dalam memastikan hasil yang dikehendaki ini terkait dengan pendekatan berbasiskan analitis organisasi. Ini karena melalui analitis organisasi bisa didapati bahwa organisasi memiliki respon akan dinamika bisnis. Perusahaan mempunyai kemungkinan transisi gagasan penting yang perlu diperkirakan termasuk melalui training.
Berdasar pada pemahaman yang sudah diuraikan di atas, training need analysis pasti mempunyai peranan untuk perusahaan. Berikut peranan Training Needs Analysis secara detil.
Melalui Training Needs Analysis, perusahaan dapat memperoleh info pengetahuan pegawai terkait perusahaan, produk, atau customer. Disamping itu perusahaan akan mengerti kapabilitas pegawai lebih jauh.
Dari info itu, perusahaan jadi lebih memahami akan pegawainya dan apa yang mereka pertimbangkan.
Tiap pekerjaan tentu mempunyai job description yang tidak sama. Hal itu harus dimengerti oleh pimpinan di tiap team. Dengan adanya Training Needs Analysis, jadi info tugas dari yang dasar sampai terbaru semakin lebih ringan untuk dipahami.
Analitis untuk program training yang diperlukan akan menggerakkan perusahaan mencari dukungan. Support itu dapat berbentuk stakeholder internal atau external.
Tiap perusahaan membutuhkan rencana yang matang. Untuk membuat gagasan yang sama sesuai kondisi, diperlukan data yang benar berkenaan pegawai, produksi, atau perusahaan.
Analitis dari TNA menolong perusahaan memastikan rencana yang akurat. Pastinya rencana yang dibentuk masih berkaitan dengan hasil program training.
Tanpa training need analysis, sebuah perusahaan hanya akan memperkirakan atau bahkan juga berjalan tanpa pegangan. Karena, tidak ada data valid yang memicu aktivitas pengembangannya. apabila sudah demikian, perusahaan juga tidak berumur panjang.